tag:blogger.com,1999:blog-72910435994577099972024-03-12T20:53:08.089-07:00hobi tanamanTanpa.aranhttp://www.blogger.com/profile/11716603914783747887noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-7291043599457709997.post-48859528480339469132012-05-26T23:54:00.001-07:002012-05-26T23:54:13.412-07:00Kaskus error<span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Kaskus sedang error nih. Jadi jika kita mencoba membuka kaskus melalui alamat www.kaskus.us, maka secara otomatis, kita akan mengalami error.</span><br style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;" /><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">Tapi jangan khawatir, karena kaskus masih bisa diakses melalui </span><a href="http://www.kaskus.co.id/" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-decoration: none;">www.kaskus.co.id</a><span style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px;">.</span><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0664643568619365";
/* 728x90, created 3/25/11 */
google_ad_slot = "1947127650";
google_ad_width = 728;
google_ad_height = 90;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tanpa.aranhttp://www.blogger.com/profile/11716603914783747887noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7291043599457709997.post-92138217639319885222011-03-27T15:42:00.001-07:002011-04-09T17:31:02.546-07:00Budidaya Buah durian<span xmlns=""><div style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: 20pt;"><b>D U R I A N</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: 14pt;"><b>( <i>Bombaceae </i>sp. )</b></span></div><span style="font-family: Times New Roman; font-size: 12pt;"><br />
</span><div style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: 14pt;"><b>1. SEJARAH SINGKAT</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Durian merupakan <b>tanaman buah </b>berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga menjadi durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri tajam.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat adalah ke Thailand, Birma, India dan Pakistan. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad 7 M. Nama lain durian adalah duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram Timur).</span></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: 14pt;"><b>2. JENIS TANAMAN</b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Tanaman durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon kapuk-kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia. Ada puluhan durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. Macam varietas durian tersebut adalah: <b>durian sukun </b>(Jawa Tengah), <b>petruk </b>(Jawa Tengah), <b>sitokong </b>(Betawi), simas (Bogor), sunan (Jepara), <b>otong </b>(Thailand), kani (Thailand), sidodol (Kalimantan Selatan), sijapang (Betawi) dan sihijau (Kalimantan Selatan).</span></div><div style="text-align: justify;"><a name='more'></a></div></span><br />
<div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: 14pt;"><b>3. MANFAAT TANAMAN</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Manfaat durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan lainnya, terdapat manfaat dari bagian lainnya, yaitu:</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">1) Tanamannya sebagai pencegah erosi di lahan-lahan yang miring.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">2) Batangnya untuk bahan bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian setaraf dengan kayu sengon sebab kayunya cenderung lurus.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">3) Bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternative pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya).</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">4) Kulit dipakai sebagai bahan abu gosok yang bagus, dengan. cara dijemur sampai kering dan dibakar sampai hancur.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: 14pt;"><b>4. SENTRA PENANAMAN</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Di Indonesia, tanaman durian terdapat di seluruh pelosok Jawa dan Sumatra. Sedangkan di Kalimantan dan Irian Jaya umumnya hanya terdapat di hutan, di sepanjang aliran sungai. Di dunia, tanaman durian tersebar ke seluruh Asia Tenggara, dari Sri Langka, India Selatan hingga New Guenea. Khusus di Asia Tenggara, durian diusahakan dalam bentuk perkebunan yang dipelihara intensif oleh negara Thailand.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Jumlah produksi durian di Filipina adalah 16.700 ton (2.030 ha), di Malaysia 262.000 ton (42.000 ha) dan di Thailand 444.500 ton (84.700 ha) pada tahun 1987-1988. Di Indonesia pada tahun yang sama menghasilkan 199.361 ton (41.284 ha) dan pada tahun 1990 menghasilkan 275.717 ton (45.372 ha).</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: 14pt;"><b>5. SYARAT TUMBUH</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>5.1. Iklim</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">1) Curah hujan untuk tanaman durian maksimum 3000-3500 mm/tahun dan minimal 1500-3000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan kemarau 1-2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">2) Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan durian adalah 60-80%. Sewaktu masih kecil (baru ditanam di kebun), tanaman durian tidak tahan terik sinar matahari di musim kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">3) Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20-30 derajat C. Pada suhu 15<span style="font-size: 8pt;">o</span>C durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35 derajat C daun akan terbakar.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>5.2. Media Tanam</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">1) Tanaman durian menghendaki tanah yang subur (tanah yang kaya bahan organik). Partikel penyusunan tanah seimbang antara pasir liat dan debu sehingga mudah membentuk remah.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">2) Tanah yang cocok untuk durian adalah jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas bebutir-butir, sedangkan bagian bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat air tinggi.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">3) Derajat keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian adalah (pH) 5-7, dengan <b>pH optimum 6-6,5.</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">4) Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalam cukup, (50-150 cm) dan (150-200 cm). Jika kedalaman air tanah terlalu dangkal/ dalam, rasa buah tidak manis/tanaman akan kekeringan/akarnya busuk akibat selalu tergenang.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>5.3. Ketinggian Tempat</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak boleh lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yang berbukit/yang kemiringannya kurang dari 15 kurang praktis daripada lahan yang datar rata.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: 14pt;"><b>6. PEDOMAN BUDIDAYA</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>6.1. Pembibitan</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">1) Persyaratan Benih</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Biji untuk bibit dipilih dari biji yang memenuhi persyaratan:</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">a) Asli dari induknya.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">b) Segar dan sudah tua.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">c) Tidak kisut.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">d) Tidak terserang hama dan penyakit.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">2) Penyiapan Benih dan Bibit</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Pernanyakatan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara generatif (dengan biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cxangkokan).</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">a) Pengadaan benih dengan cara generatif</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Memilih biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu agar daging buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar tidak berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu 2-3 minggu sesudah diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">b) Pengadaan bibit dengan cara okulasi</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Persyaratan biji durian yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua, dari tanaman induk yang sehat dan subur, sistem perakaran bagus dan produktif. Biji yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna. Setelah umur 8-10 bulan, dapat diokulasi, dengan cara:</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">1. Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (</span><span style="font-family: Symbol;">+/-</span><span style="font-family: Times New Roman;">1 cm). Dipilih mata tunas yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.</span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">2. Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm sehingga mirip lidah.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">3. Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">4. Sisipan "mata" yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat dibentuk perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu kemudian di periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Bila berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">c) Penyusuan</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">1. Model tusuk/susuk</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju kearah pucuk. Panjang belahan antara 1-1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk calon batang bawah dipotong dan dibuang, kemudian disayat sampai runcing. Bagian yang runcing disisipkan kebelahan calon batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah tidak mudah lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat dengan tali rafia.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Selama masa penyusuan batang yang disatukan tidak boleh bergeser.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Sehingga, tanaman batang bawah harus disangga atau diikat pada tanaman induk (batang tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah dilakukan penyambungan. Susuan tersebut harus disiram agar tetap hidup. Biasanya, setelah 3-6 bulan tanaman tersebut bisa dipisahkan dari tanaman induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang disusukan.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah 3 bulan. Penyambungan model tusuk atau susuk ini dapat lebih berhasil kalau diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau belum berkayu keras.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">2. Model sayatan</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk yang sudah berbuah dan besarnya sama.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada kedua batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Setelah kedua batang tersebut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat pada sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersama-sama.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Setelah 2-3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau batang</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">atas dan batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama berarti</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">penyusuan tersebut berhasil.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong/dibuang, pucuk batang atas dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang atas sudah sempurna, pangkal batang atas juga dipotong.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman biji, sedangkan batang atas dari ranting/cabang pohon durian dewasa.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">d) Cangkokan</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat, subur, cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun, besar cabang tidak lebih besar daripada ibu jari (diameter=2–2,5 cm), kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok adalah awal musim hujan sehingga terhindar dari kekeringan, atau pada musim kering, tetapi harus disiram secara rutin (2 kali sehari), pagi dan sore hari. Adapun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut:</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">1. Pilih cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau kecoklatan.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">2. Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">3. Bersihkan lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua hari.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">4. Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut, mos). Jika menggunakan tanah tambahkan pupuk kandang/kompos perbandingan 1:1. Media cangkok dibungkus dengan plastik/sabut kelapa/bahan lain, kedua ujungnya diikat agar media tidak jatuh.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">5. Sekitar 2-5 bulan, akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus cangkokan. Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan ditanam di keranjang persemaian berisi media tanah yang subur.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">3) Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Bibit durian sebaiknya tidak ditanam langsung di lapangan, tetapi disemaikan terlebih dahulu ditempat persemaian. Biji durian yang sudah dibersihkan dari daging buah dikering-anginkan sampai kering tidak ada air yang menempel. Biji dikecambahkan dahulu sebelum ditanam di persemaian atau langsung ditanam di polibag. Caranya biji dideder di plastik/anyaman bambu/kotak, dengan media tanah dan pasir perbandingan 1:1 yang diaduk merata. Ketebalan lapisan tanah sekitar 2 kali besar biji (6-8 cm), kemudian media tanam tadi disiram tetapi (tidak boleh terlalu basah), suhu media diupayakan cukup lembab (20-23 derajat C). Biji ditanam dengan posisi miring tertelungkup (bagian calon akar tunggang menempel ke tanah), dan sebagian masih kelihatan di atas permukaan tanah (3/4 bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan lainnya adalah 2 cm membujur dan 4-5 cm melintang. Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot dengan larutan fungisida, kemudian kotak sebelah atas ditutup plastik supaya kelembabannya stabil. Setelah 2-3 minggu biji akan mengeluarkan akar dengan tudung akar langsung masuk ke dalam media yang panjangnya </span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Symbol;">+/-</span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Symbol;"></span><span style="font-family: Times New Roman;">3-5 cm. Saat itu tutup plastik sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar siap dibesarkan di persemaian pembesar atau polibag.</span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">4) Pemindahan Bibit</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya sudah tumbuh setinggi 75-150 cm atau berumur 7 - 9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat dan pertumbuhannya bagus. Hal ini tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga adanya helaian daun dekat pucuk tanaman yang telah menebal dan warnanya hijau tua.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>6.2. Pengolahan Media Tanam</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">1) Persiapan</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Penanaman durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu/jadwal tanam, pengairan, penetapan luas areal penanaman, pengaturan volume produksi.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">2) Pembukaan Lahan</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum penanaman bibit berlangsung. Batu-batu besar, alang-alang, pokok-pokok batang pohon sisa penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman liar yang akan menganggu pertumbuhan.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">3) Pembentukan Bedengan</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Tanah untuk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu sedalam 30 cm hingga menjadi gembur, kemudian dicampur dengan pasir dan kompos yang sudah jadi. Untuk ukuran bedengan lebar 1 m panjang 2 m, diberi 5 kg pasir dan 5 kg pupuk kompos. Setelah tanah, pasir dan kompos tercampur merata dan dibiarkan selama 1 minggu. Pada saat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid untuk mencegah serangan jamur/bakteri pembusuk jamur.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Di sekeliling bedengan, perlu dibuatkan saluran untuk penampung air. Jika bedengan sudah siap, biji yang telah tumbuh akarnya tadi segera ditanam dengan jarak tanam 20 x 30 cm. Penanaman biji durian dilakukan dengan cara dibuatkan lubang tanam sebesar biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang akar masing-masing. Setelah biji tertanam semua, bagian permukaan bedengan ditaburi pasir yang dicampur dengan tanah halus (hasil ayakan) setebal 5 cm.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">4) Pengapuran</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Keadaan tanah yang kurang subur, misalnya tanah podzolik (merah kuning) dan latosol (merah-coklat-kuning), yang cenderung memiliki pH 5 - 6 dan penyusunannya kurang seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu, dapat diatasi dengan pengapuran. Sebaiknya dilakukan menjelang musim kemarau, dengan kapur pertanian yang memiliki kadar CaCO3 sampai 90%.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Dua sampai 4 minggu sebelum pengapuran, sebaiknya tanah dipupuk dulu dan dilsiram 4-5 kali. Untuk mencegah kekurangan unsur Mg dalam tanah, sebaiknya dua minggu setelah pengapuran, segera ditambah dolomit.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>6.3. Teknik Penanaman</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">1) Penentuan Pola Tanaman</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, kultivar durian, serta sistem budidaya yang diterapkan. Untuk kultivar durian berumur genjah, jarak tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang dan dalam jarak tanam 12 m x 12 m.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit durian masih kecil (berumur kurang dari 6 tahun), dapat diupayakan dengan budidaya tumpangsari. Berbagai budidaya tumpangsari yang biasa dilakukan yakni dengan tanaman horti (lombok, tomat, terong dan tanaman pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanah dan ubi jalar.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">2) Pembuatan Lubang Tanam</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan untuk menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1 m. Saat menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di kiri lubang, tanah galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan lubang. Lubang tanam dibiarkan kering terangin-angin selama </span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Symbol;">+/-</span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Symbol;"></span><span style="font-family: Times New Roman;">1 minggu, lalu lubang tanam ditutup kembali.</span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur pupuk kompos 35 kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah dicampur 35 kg pupuk kandang dan 1 kg fospat. Untuk menghindari gangguan rayap, semut dan hama lainnya dapat dicampurkan insektisida butiran seperti Furadan 3 G. Selanjutnya lubang tanam diisi penuh sampai tampak membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Tanah tidak</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">perlu dipadatkan. Penutupan lubang sebaiknya dilakukan 7-15 hari sebelum penanaman bibit.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">3) Cara Penanaman</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm, kondisinya sehat, pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh dan perakaran yang banyak serta kuat.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Lubang tanam yang tertutup tanah digali kembali dengan ukuran yang lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yang membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan penanaman dengan cara sebagai berikut :</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">a) Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati)</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">b) Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas leher</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">c) Lubang ditutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi ajir agar pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">d) Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">e) Di atas bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari secara langsung.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>6.4. Pemeliharaan Tanaman</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">1) Penjarangan dan Penyulaman</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Penjarangan buah bertujuan untuk mencegah kematian durian agar tidak menghabiskan energinya untuk proses pembuahan. Penjarangan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, rasa buah, ukuran buah dan frekuensi pembuahan setiap tahunnya.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Penjarangan dilakukan bersamaan dengan proses pengguguran bunga, begitu gugur bunga selesai, besoknya harus dilakukan penjarangan (tidak boleh ditundatunda).</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Penjarangan dapat dilakukan dengan menyemprotkan hormon tertentu (Auxin A), pada saat bunga atau bakal buah baru berumur sebulan. Pada saat itu sebagian bunga sudah terbuka dan sudah dibuahi. Ketika hormon disemprotkan, bunga yang telah dibuahi akan tetap meneruskan pembuahannya sedangkan bunga yang belum sempat dibuahi akan mati dengan sendirinya. Jumlah buah durian yang dijarangkan<span style="font-family: Symbol;"> </span></span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Symbol;">+/-</span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Symbol;"></span><span style="font-family: Times New Roman;">50-60% dari seluruh buah yang ada.</span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">2) Penyiangan</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Untuk menghindari persaingan antara tanaman dan rumput disekeliling selama pertumbuhan, perlu dilakukan penyiangan (</span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Symbol;">+/-</span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Symbol;"></span><span style="font-family: Times New Roman;">diameter 1 m dari pohon durian).</span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">3) Pemangkasan/Perempelan</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">a) Akar durian</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Pemotongan akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman sampai 40% selama </span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Symbol;">+/-</span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Symbol;"></span><span style="font-family: Times New Roman;">1 musim. Selama itu pula tanaman tidak dipangkas.</span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi cepat berbuah juga meningkatkan kualitas buah, menarik, buah lebih keras dan lebih tahan lama.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Waktu pemotongan akar paling baik pada saat tanaman mulai berbunga, paling lambat 2 minggu setelah berbunga. Jika dilakukan melewati batas, hasil panen berkurang dan pertumbuhan terhambat. Cara pemotongan: kedua sisi barisan tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter dari pangkal batang.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">b) Peremajaan</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Tanaman yang sudah tua dan kurang produktif perlu diremajakan. Tanaman durian tidak harus dibongkar sampai ke akar-akarnya, tetapi cukup dilakukan pemangkasan. Luka pangkasan dibuat miring supaya air hujan tidak tertahan.Untuk mencegah terjadinya infeksi batang, bekas luka tersebut dapat diolesi meni atau ditempeli lilin parafin.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Setelah 2-3 minggu dilakukan pemangkasan (di musim hujan) maka pada batang tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru. Setelah tunas baru mencapai 2 bulan, tunas tersebut dapat diokulasi. Cara okulasi cabang sama dengan cara okulasi tanaman muda (bibit). Tinggi okulasi dari tanah </span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Symbol;">+/-</span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Symbol;"></span><span style="font-family: Times New Roman;">1 - 1,5 m atau 2 - 2,5 m tergantung pada pemotongan batang pokok. Pemotongan batang pokok tidak boleh terlalu dekat dengan tanah.</span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">c) Pembentukan tanaman yang terlanjur tua</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Dahan-dahan yang akan dibentuk tidak usah dililiti kawat, tetapi cukup dibanduli atau ditarik dan dipaksa ke bawah agar pertumbuhan tanaman tidak mengarah ke atas. Cabang yang akan dibentuk dibalut dengan kalep agar dahan tersebut tidak terluka. Balutan kalep tadi diberi tali, kemudian ditarik dan diikat dengan pasak. Dengan demikian, dahan yang tadinya tumbuh tegak ke atas akan tumbuh ke bawah mengarah horizontal.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">4) Pemupukan</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan tanaman akan pupuk dan unsur hara yang terkandung dalam tanah.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">a) Cara memupuk</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">b) Jenis dan dosis pemupukan</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk kandang, kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat membuat tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr perpohon. Selanjutnya, pemupukan susulan dengan NPK itu dilakukan rutin setiap empat bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk organik kompos/pupuk kandang 60-100 kg per pohon pada musim kemarau. Pemupukan dilakukan dengan cara menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah mahkota tajuk paling luar dari tanaman.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Tanaman durian yang telah berumur </span><span style="font-family: Symbol;">≥</span><span style="font-family: Times New Roman;">3 tahun biasanya mulai membentuk batang dan tajuk. Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20–25% pupuk NPK dari dosis sebelumnya.</span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon maka pada tahun ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon. Kebutuhan pupuk kandang juga meningkat, berkisar antara 120-200 kg/pohon menjelang berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan pada saat tanaman selesai membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan berbunga).</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">5) Pengairan dan Penyiraman</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak boleh tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibit durian yang baru ditanam membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat dikurangi sekitar tiga kali seminggu.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan tersedianya sumber air yang cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air drainase untuk menghindari air menggenangi bedengan tanaman.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">6) Waktu Penyemprotan Pestisida</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap 2 minggu sekali bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan dosis 1 cc/liter air dan ditambah dengan Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter air. Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Jenis insektisida yang digunakan adalah Basudin yang disemprot sesuai aturan yang ditetapkan dan berguna untuk pencegahan serangga.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Untuk cendawan cukup melaburi batang dengan fungisida (contohnya Dithane atau Antracol) agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan penanaman, batang durian dilaburi oleh fungisida tersebut.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">7) Pemeliharan Lain</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi mempengaruhi jaringan-jaringan pada berbagai organ tanaman. Zat ini sama sekali tidak memberikan unsure tambahan hara pada tanaman. ZPT dapat membuat tanaman menjadi lemah sehingga penggunannya harus disesuaikan dengan petunjuk pemakaian yang tertera pada label yang ada dalam kemasan, sebab pemakaian ZPT ini hanya dicampurkan saja.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: 14pt;"><b>7. HAMA DAN PENYAKIT</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>7.1. Hama</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">1) Penggerek buah (Jawa : Gala-gala)</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>Ciri</b>: telur diletakkan pada kulit buah dan dilindungi oleh jaring-jaring mirip rumah laba-laba. Larva yang telah menetas dari telur langsung menggerek dan melubangi dinding-dinding buah hingga masuk ke dalam. Larva tersebut tinggal di dalam buah sampai menjadi dewasa. Buah yang diserang kadang-kadang jatuh sebelum tua. Penyebaran: serangga penggerek buah menyebar dengan cara terbang dari pohon durian yang satu ke pohon lainnya. Serangga penggerek buah ini bertelur pada buah durian yang dihinggapinya. Kegiatan bertelur ini dilakukan secara periodik setiap menjelang musim kemarau.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>Pengendalian</b>: dilakukan dengan insektisida, seperti Basudin, Sumithion 50 AC, Thiodan 35 EC, dengan dosis 2-3 cc/liter air.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">2) Lebah mini</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>Ciri</b>: hama ini berukuran kecil, tubuhnya berwarna coklat kehitaman dan sayapnya bergaris putih lebar. Setelah lebah menjadi merah violet, ukuran panjangnya menjadi 3,5 cm. Pada fase ulat (larva), hama ini menyerang daun-daun durian muda. Selama hama tersebut mengalami masa istirahat (bentuk kepompong), mereka akan menempel erat pada kulit buah. Setelah menjadi lebah serangga ini mencari makan dengan cara menggerek ranting-ranting muda dan memakan daun-daun muda.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>Pengendalian</b>: menggunakan parvasida, seperti Hostathion 40 EC (Triazofos 420 gram/liter), dan insektisida, seperti Supracide 40 EC dosis 420 gram/liter dan Temik 106 (Aldikarl 10%).</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">3) Ulat penggerek bunga (Prays citry)</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Ulat ini menyerang tanaman yang baru berbunga, terutama bagian kuncup bunga dan calon buah.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>Ciri</b>: ulat ini warna tubuhnya hijau dan kepalanya merah coklat, setelah menjadi kupu-kupu berwarna merah sawo agak kecoklatan, abu-abu dan bertubuh langsing.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>Gejala</b>: kuncup bunga yang terserang akan rusak dan putiknya banyak yang berguguran. Demikian pula, benang sari dan tajuk bunganya pun rusak semua, sedangkan kuncup dan putik patah karena luka digerek ulat. Penularan ke tanaman lain dilakukan oleh kupu-kupu dari hama tersebut.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>Pengendalian</b>: dengan menyemprotkan obat-obatan seperti Supracide 40 EC, nuvacrom SWC, Perfekthion 400 EC (Eimetoat 400 gram/liter).</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">4) Kutu loncat durian</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>Ciri</b>: serangga berwarna kecoklatan dan tubuhnya diselimuti benang-benang lilin putih hasil sekresi tubuhnya; bentuk tubuh, sayap dan tungkainya mirip dengan kutu loncat yang menyerang tanaman lamtoro.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>Gejala</b>: kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun yang masih muda dengan cara menghisap cairan pada tulang-tulang daun sehingga daun-daun akan kerdil dan pertumbuhannya terhambat; setelah menghisap cairan, kutu ini mengeluarkan cairan getah bening yang pekat rasanya manis dan merata ke seluruh permukaan daun sehingga mengundang semut-semut bergerombol.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>Pengendalian</b>: daun dan ranting-ranting yang terserang dipangkas untuk dimusnahkan. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC dosis 100-150 gram/5 liter air.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>7.2. Penyakit</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">1) Phytopthora parasitica dan Pythium complectens</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>Penyebab</b>: Pythium complectens, yang menyerang bagian tanaman seperti daun, akar dan percabangan. Penularan dan penyebab: penyakit ini menular dengancepat ke pohon lain yang berdekatan. Penularan terjadi bila ada akar yang terluka. Penularan terjadi bersama-sama dengan larutnya tanah atau bahan organik yang terangkut air. <b>Gejala</b>: daun durian yang terserang menguning dan gugur mulai dari daun yang tua, cabang pohon kelihatan sakit dan ujung-ujungnya mati, diikuti dengan berkembangnya tunas-tunas dari cabang di bawahnya. Kulit di atas permukaan tanah menjadi coklat dan membusuk. Pembusukan pada akar hanya terbatas pada akar-akar sebelah bawah, tetapi dapat meluas dari ujung akar lateral sampai ke akar tunggang. Jika dilihat dari luar akar yang sakit tampak normal, tetapi jaringan kulitnya menjadi colat tua dan jaringan pembuluh menjadi merah jambu.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>Pengendalian</b>: (1) upayakan drainase yang baik agar tanah tidak terlalu basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah pada waktu hujan; (2) pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar; (3) pilih bibit durian kerikil untuk batang bawah karena jenis ini lebioh tahan terhadap serangan jamur sehingga dapat terhindar dari serangan penyakit busuk.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">2) Kanker bercak</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>Penyebab</b>: Pythium palvimora, terutama menyerang bagian kulit batang dan kayu. Penyebaran oleh spora sembara bersamaan dengan butir-butir tanah atau bahan organik yang tersangkut air. Penyebaran penyakit ini dipacu oleh curah hujan yang tinggi dalam cuaca kering. Jamur dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara 12-35 derajat C.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>Gejala</b>: kulit batang durian yang terserang mengeluarkan blendok (gum) yang gelap; jaringan kulit berubah menjadi merah kelam, coklat tua atau hitam; bagian yang sakit dapat meluas ke dalam sampai ke kayu; daun-daun rontok dan ranting-ranting muda dari ujung mulai mati.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>Pengendalian</b>: (1) perbaikan drainase agar air hujan tidak mengalir dipermukaan tanah dan untuk batang yang sakit; (5) dilakukan dengan cara memotong kulit yang sakit sampai ke kayunya yang sehat dan potongan tanaman yang sakit harus dibakar, sedangkan bagian yang terluka diolesi fungisida, misalnya difolatan 4 F 3%.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">3) Jamur upas</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>Gejala</b>: pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat benang-benang jamur mengkilat seperti sarang laba-laba pada cabang-cabang. Jamur berkembang menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke dalam kulit dan kayu sehingga menyebabkan matinya cabang.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>Pengendalian</b>: (1) serangan jamur yang masih pada tingkat sarang laba-laba dapat dikendalikan dengan cara melumasi cabang yang terserang degan fungisida, misalnya calizin RM; (2) jika jamur sudah membentuk kerak merah jambu, sebaiknya dilakukan pemotongan cabang kirakira lebih 30 cm ke bawah bagian yang berjamur; (3) dengan menyemprotkan Antrocol 70 WP (propineb 70,5%), dosis 100-200 gram/liter air atau 1-1,5 kg/ha aplikasi.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: 14pt;"><b>8. PANEN</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>8.1. Ciri dan Umur Panen</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Pada umur sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai berbunga. Musim berbunga jatuh pada waktu kemarau, yakni bulan Juni-September sehingga bulan Oktober- Februari buah sudah dewasa dan siap dipetik. Panen durian diusahakan sebelum musim hujan tiba karena air hujan dapat merusak kualitas buah. Warna durian yang hampir masak agak berbeda-beda tergantung pada kultivarnya. Buah yang sudah masak umumnya ditandai dengan bau harum yang menyengat. Pada durian yang sudah masak bila diketuk duri atau buahnya akan terdengar dentang udara antara isi dan kulitnya.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>8.2. Cara Panen</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Buah durian yang sudah matang akan jatuh sendiri. Untuk menjaga agar buah tidak langsung jatuh, kira-kira sebulan sebelum matang buah dapat diikat dengan tali plastik. Tujuan pengikatan tersebut agar tangkai buah yang terlepas dari batang atau ranting pohon tetap menggantung pada tali sehingga buah durian tersebut dapat diambil dalam keadaan utuh.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black;"><span style="font-family: Times New Roman;">Buah durian dari pohon rendah dapat dipetik dengan menggunakan pisau tajam. Tangkai buah dipotong mulai dari bagian paling atas, </span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Symbol;">+/-</span></span><span style="color: black;"><span style="font-family: Symbol;"></span><span style="font-family: Times New Roman;">1,5 cm dari dahan. Pemotongan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati karena di tempat ini terdapat bahan tunas yang akan berbunga pada musim berikutnya.</span></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Buah durian yang terletak pada bagian pohon yang tinggi sebaiknya dipetik dengan menggunakan alat bantu yang sesuai agar tidak jatuh ke tanah. Durian yang jatuh ke tanah biasanya retak, daging buahnya menjadi asam/pahit karena terjadi fermentasi pembentukan alkohol dan asam.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>8.3. Prakiraan Produksi</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Jumlah durian yang dapat dipanen dalam satu pohon adalah 60-70 butir perpohon pertahun dengan bobot rata-rata 2,7 kg. Apabila diinginkan jumlah buah yang lebih banyak lagi maka bobot buah akan turun.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><br />
</span><br />
<span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: 14pt;"><b>9. PASCAPANEN</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>9.1. Pengumpulan</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Di tempat pengumpulan setiap tangkai durian diberi label khusus atau dicat dengan warna tertentu untuk menunjukkan kebun asal durian. Bila kualitasnya kurang baik dapat diperbaiki pada tahun berikutnya.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>9.2. Penyortiran dan Penggolongan</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Hasil panen dikumpulkan, diseleksi dan dipilah-pilah berdasarkan ukuran. Seleksi perlu dilakukan agar tidak ada buah cacat yang ikut terkirim, terutama bila buah ini akan dijual atau diekspor.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>9.3. Penyimpanan</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Durian yang sudah terpilih dicuci dan disemprot dengan air agar kotoran yang menempel pada kulitnya menjadi bersih. Selanjutnya buah dicelupkan ke dalam air yang telah diberi fungisida Aliette 800 WP yang berbahan aktif Aluminium tris (Oethy/phosphonate) 22 cc/liter. Tujuan pencelupan ini adalah untuk menghindari serangan busuk buah yang disebabkan oleh jamur Phytophtora sp selama pemeraman dan transportasi. Lalu buah dikeringanginkan. Durian beserta petinya dimasukkan ke dalam gudang yang cukup mendatangkan penerangan.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>9.4. Pengemasan dan Pengangkutan</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Buah durian yang akan diekspor diberi perlakuan: setelah buah kering, buah dibungkus kantong plastik dan diikat dengan tali rafia Setiap kantung plastik berisi satu butir buah durian. Buah yang sudah dibungkus kantung plastik dibungkus lagi dengan kantung kertas semen. Setelah itu, dimasukkan ke dalam kotak karton setebal 3 mm. Setiap ungkus berisi 5-6 butir durian sehingga setiap kotak karton berisi 10-15 kg durian. Kotak ini dilekat dengan lakban (perekat plastik) tebal yang tidak mudah robek jika terkena gesekan. Teknologi pengemasan ini memperhatikan adanya lubang udara agar ada sirkulasi udara, tetapi juga ada lapisan plastik luar untuk menahan keluarnya bau, sehingga tidak ada kontak antar udara di dalam kotak pengepakan dengan udara luar maka jika di dalam ada durian yang matang baunya tidak tercium menyengat sampai keluar.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>9.5. Penanganan Lain</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Bila ingin menghasilkan durian beku untuk dipasarkan ke tempat yang jauh, maka dapat dilakukan cara pengepakan fakum udara, cara ini banyak dipakai oleh petani Thailand. Setelah dikupas kulitnya, durian dimasukkan ke dalam alat fakum udara selama 35-40 menit dengan suhu 40<span style="font-size: 8pt;">o</span>C di bawah nol. Setelah itu, buah durian dimasukkan ke dalam plastik berukuran 300 gram dan diletakkan dalam kamar pendingin dengan suhu 18 derajat C di bawah nol.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: 14pt;"><b>10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>10.1.Analisis Usaha Budidaya</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Perkiraan analisis usaha tani tanaman durian seluas 1 ha pada tahun 1998.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">1) Biaya produksi</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">1. Tanah 1 ha @ m<span style="font-size: 8pt;">2 </span>x Rp. 15.000,- Rp. 15.000.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">2. Bibit :150 pohon @ Rp. 50.000,- Rp. 7.500.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">3. Pupuk</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Pupuk kandang: 9500 kg @ Rp. 60,- Rp. 570.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- UREA: 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- TSP: 1400 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 2.100.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- KCl: 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- NPK: 1400 kg @ Rp. 2.800,- Rp. 3.920.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Hormon/mineral: 70 liter @ Rp. 3.500,- Rp. 245.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">4. Obat dan pestisida</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Insektisida: 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Fungisida: 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">5. Alat dan bangunan</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Bangunan dan sumur Rp. 2.500.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Alat semprot: 2 unit @ Rp. 75.000,- Rp. 150.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Cangkul: 2 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Sabit: 2 buah @ Rp. 3.500,- Rp. 7.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Garpu: 2 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 6.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Golok: 2 buah @ Rp. 7.500,- Rp. 15.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Gunting pangkas: 3 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 15.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Gergaji pangkas: 2 buah @ Rp. 6.000,- Rp. 12.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Ember: 5 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">6. Tenaga kerja tetap</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Upah 5 bok 12 x 2 orang x Rp. 30.000,- Rp. 3.600.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Pakaian 5 x Rp. 45.000,- Rp. 225.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- THR 5 x Rp. 25.000,- Rp. 125.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">7. Tenaga kerja lepas</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Membuat lubang tanam 15 OH @ Rp. 3.000,- Rp. 45.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">- Memupuk dan menanam 25 OH @ Rp. 3.000,- Rp. 75.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Jumlah biaya produksi Rp. 42.115.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">2) Pendapatan</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">1. Tahun ke-5 produk ke 1</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">= 25/100 x 150 x 30 x Rp. 30.000= Rp. 33.750.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">= Rp. 33.750.000 – Rp. 42.115.000 - Rp. 8.365.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">2. Tahun ke-6 produk ke 2</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">=25/100 x 150 x 60 x Rp. 30.000= Rp. 67.500.000,-</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">= Rp. 67.500.000 – (Rp.8.365.000 + Rp. 16.765.000) Rp. 42.370.000</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">3. Pada tahun ke-7 keuntungan sudah dapat menutupi investasi yang dikeluarkan</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">3) Investasi rata-rata/pohon: Rp. 175.096,66</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>10.2.Gambaran Peluang Agribisnis</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Peluang bisnis durian sangat bagus. Untuk pasar luar negeri pada tahun 1983-1987 dikirim ke negara Taiwan, Singapura, Malaysia dan Hongkong. Dan pada tahun 1989 permintaan meningkat ke negara Prancis, Belanda, Brunei, australia, Saudi Arabia dan Jepang. Bahkan pada tahun 1999 di Jepang harga durian dapat mencapai 10.000 yen (Rp 700.000,-). Peluang pasar di Indonesia juga sangat bagus, harga durian berkualitas dapat mencapai Rp 30.000,-/kg. Sedangkan untuk buah durian dipasaran dan kualitasnya biasa-bisa saja mencapai Rp. 15.000,-/buah.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Selama ini perdagangan durian lebih dikuasai oleh negara Thailand, hal ini disebabkan oleh mutu buah yang bagus. Padahal Indonesia dapat melakukan hal yang sama apabila mutu ditingkatkan. Bahkan Indonesia memiliki varietas yang beragam dan berbuah sepanjang tahun. Dengan penanganan yang profesional dan dibantu oleh kemudahan-kemudahan dari pemerintah durian Indonesia mampu menguasai pasar dunia.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: 14pt;"><b>11. STANDAR PRODUKSI</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>11.1.Ruang Lingkup</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Standar produksi ini meliputi: klasifikasi dan syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, pengemasan dan syarat penandaan.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>11.2.Diskripsi</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Standar mutu buah durian di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-4482-1998.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Buah durian diklasifikasikan dalam 3 jenis mutu, yaitu Mutu I, Mutu II dan Mutu III.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">a) Kerusakan: mutu I=tidak ada (bebas penyakit dan serangga); mutu II=tidak ada (bebas penyakit dan serangga); mutu III=tidak ada (bebas penyakit dan serangga).</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">b) Cacat: mutu I=tidak ada; mutu II=ada; mutu III=ada.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">c) Rasa dan aroma: mutu I=baik sesuai kultivar; mutu II=baik sesuai kultivar; mutu III=baik sesuai kultivar.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">d) Kekerasan daging: mutu I=keras/sedang; mutu II=keras/sedang; mutu III=keras/sedang.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">e) Kesegaran buah: mutu I=segar; mutu II=segar; mutu III=segar.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">f) Warna daging buah: mutu I=sesuai kultivar/kuning; mutu II=sesuai kultivar/kuning; mutu III=sesuai kultivar/kuning.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">g) Kesegaman Kultivar: mutu I=seragam; mutu II=seragam; mutu III=seragam.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">h) Perbandingan berat dengan biji: mutu I &gt;2; mutu II &gt;1; mutu III=boleh &lt; 1.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Pengujian buah durian dilakukan berdasarkan pengamatan dari bentuk fisik dan visualisasi dari standar mutu yang ada.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>11.4.Pengambilan Contoh</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Satu partai/lot buah durian segar yang terdiri maksimum 1.000 kemasan atau 1000 buah, contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan atau jumlah buah dengan ketentuan sebagai berikut:</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">1) Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 1–5, pengambilan contoh semua.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">2) Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 6–100, pengambilan contoh minimum 5.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">3) Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 101–300, pengambilan contoh minimum 7.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">4) Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 301–500, pengambilan contoh minimum 9.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">5) Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 501-1001, pengambilan contoh minimum 10.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Dari setiap kemasan yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya tiga buah kemudian dicampur. Untuk kemasan dengan isi kurang dari tiga buah diambil satu buah.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah dilatih terlebih dahulu dan diberi wewenang untuk melakukan hal tersebut.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;"><b>11.5.Pengemasan</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Buah durian seyogyanya dikemas sesuai dengan pasar yang dituju. Untuk Pasar Eropa, Ameriak dan Kanada, disukai buah durian yang beratnya 2,5-3,5 kg/buah dan dikemas dengan kotak karton berkapasitas 10-12 kg. Untuk pasaran Hongkong dipilih buah durian yang beratnya 2-4 kg/buah dan dikemas dalam keranjang bamboo berkapasitas 35-50 kg. Sedangkan untuk Malaysia dan Singapura atau pasar local dikehendaki buah durian dengan berat 2,0-5,0 kg/buah yang dikemas dalam keranjang bambu atau peti kayu, atau tanpa kemasan langsung ditumpuk ai atas bak truk.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">Label atau gantungan yang menyertai setiap kemasan harus mudah dilihat dan berisi informasi :</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">a) Dihasilkan di Indonesia.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">b) Nama perusahaan/eksportir.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">c) Nama kultivar durian.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">d) Kelas mutu.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">e) Jumlah buah dalam kemasan.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">f) Berat kotor.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">g) Berat bersih.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">h) Identitas pembeli di tempat tujuan.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">i) Tanggal panen.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">j) Tanggal buah itu enak dimakan.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">k) Tanggal buah itu tidak enak lagi dimakan.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman;">l) Petunjuk cara penanganan (suhu, kelembaban) yang dianjurkan.</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: 14pt;"><b>Sumber :</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: 8pt;">Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: 8pt;">Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: black; font-family: Times New Roman; font-size: 8pt;">Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id</span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><br />
</span></div><span xmlns=""></span><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0664643568619365";
/* 728x90, created 3/25/11 */
google_ad_slot = "1947127650";
google_ad_width = 728;
google_ad_height = 90;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tanpa.aranhttp://www.blogger.com/profile/11716603914783747887noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7291043599457709997.post-88840827497645342152011-03-25T04:31:00.001-07:002011-04-09T17:28:47.787-07:00Budidaya Buah Naga<span xmlns=""><div style="text-align: justify;"><span style="color: #4f81bd;"><b>Pengenalan </b></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Buah Naga ialah tanaman baru yang belum dibudidayakan sepenuhnya di negara kita. Namun demikian, penanaman buah naga mula mendapat perhatian dan sambutan hangat karena buah ini mengandung khasiat yang tinggi dibanding buah lain. Buah naga berasal dari negara-negara Amerika Latin yaitu Chile, Argentina, Peru, dan Mexico. Buah ini di bawa ke Vietnam sebagai tanaman hiasan yang kemudiannya ditanam secara besar-besaran setelah mengetahui rasa dan manfaat buahnya. Kini Vietnam telah menjadi sumber penghasil dan pengeksport utama dunia untuk buah naga. </span></div><div style="text-align: center;"><img alt="" border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/_QIO3T5jbO18/Swsho6lX6ZI/AAAAAAAAAIw/pzTywLPgG04/s1600/pohon+buah+naga+-+pot.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Keuntungan budidaya Buah Naga</span></div><ol><li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Sejenis buah asli yang tidak memerlukan racun serangga. </span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Albumen mengeluarkan toksik dan mengalir keluar lebihan galian. </span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Anthocyanin membebaskan radikal dan memperlambatk proses penuaan. </span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Vitamin C mencantik dan menjadikan kulit kelihatan lebih cerah. </span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Pengurangan berat badan karena buah naga kaya serat yang mudah larut. </span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Sebagai obat bagi penyakit diabetes (kencing manis). </span></div></li>
<li><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Mencegah penyakit kanser usus besar. Mempercepat proses pembuangan air besar.</span></div></li>
</ol><div style="text-align: justify;"><span style="color: black;">Keseluruhannya, buah ini baik untuk kesehatan dan keperluan harian. Ini telah dibuktikan melalui analisis pemakanan yang dilakukan oleh "Taiwan Food Industry Develop & Research Authorities".</span><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7291043599457709997&postID=8884082749764534215" name="more"><br />
</a></div><div style="text-align: justify;"></div><a name='more'></a></span><br />
<div><table border="0" style="border-collapse: collapse;"><tbody valign="top">
<tr style="height: 18px;"><td colspan="2" style="border-left: medium none; border-right: medium none; border-top: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Kandungan gizi Per 100g penyajian Buah Naga Merah </span></div></td></tr>
<tr style="height: 18px;"><td style="border-left: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Moisture </span></div></td><td style="border-right: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><span style="color: black;">82.5 - 83 g </span></td></tr>
<tr style="height: 18px;"><td style="border-left: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Protein </span></div></td><td style="border-right: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><span style="color: black;">0.159 - 0.229 g </span></td></tr>
<tr style="height: 18px;"><td style="border-left: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Fat </span></div></td><td style="border-right: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><span style="color: black;">0.21 - 0.61 g </span></td></tr>
<tr style="height: 18px;"><td style="border-left: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Crude Fiber </span></div></td><td style="border-right: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><span style="color: black;">0.7 - 0.9 g </span></td></tr>
<tr style="height: 18px;"><td style="border-left: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Carotene </span></div></td><td style="border-right: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><span style="color: black;">0.005 -0.012 mg </span></td></tr>
<tr style="height: 18px;"><td style="border-left: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Calcium </span></div></td><td style="border-right: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><span style="color: black;">6.3 - 8.8 mg </span></td></tr>
<tr style="height: 18px;"><td style="border-left: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Phosphorus </span></div></td><td style="border-right: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><span style="color: black;">30.2 - 36.1 mg </span></td></tr>
<tr style="height: 18px;"><td style="border-left: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Iron </span></div></td><td style="border-right: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><span style="color: black;">0.55 - 0.65 mg </span></td></tr>
<tr style="height: 18px;"><td style="border-left: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Vitamin B1 </span></div></td><td style="border-right: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><span style="color: black;">0.28 - 0.043 mg </span></td></tr>
<tr style="height: 18px;"><td style="border-left: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Vitamin B2 </span></div></td><td style="border-right: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><span style="color: black;">0.043 - 0.045 mg </span></td></tr>
<tr style="height: 18px;"><td style="border-left: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Vitamin B3 </span></div></td><td style="border-right: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><span style="color: black;">0.297 - 0.43 mg </span></td></tr>
<tr style="height: 18px;"><td style="border-left: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Vitamin C </span></div></td><td style="border-right: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><span style="color: black;">8 - 9 mg </span></td></tr>
<tr style="height: 18px;"><td style="border-left: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Thiamine </span></div></td><td style="border-right: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><span style="color: black;">0.28 - 0.30 mg </span></td></tr>
<tr style="height: 18px;"><td style="border-left: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Riboflavin </span></div></td><td style="border-right: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><span style="color: black;">0.043 - 0.044 mg </span></td></tr>
<tr style="height: 18px;"><td style="border-left: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Niacin </span></div></td><td style="border-right: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><span style="color: black;">1.297 - 1.300 mg </span></td></tr>
<tr style="height: 18px;"><td style="border-left: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Ash </span></div></td><td style="border-right: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><span style="color: black;">0.28 g </span></td></tr>
<tr style="height: 18px;"><td style="border-bottom: medium none; border-left: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><div style="margin-left: 71pt;"><span style="color: black;">Other </span></div></td><td style="border-bottom: medium none; border-right: medium none; padding: 1px 6px;" valign="middle"><span style="color: black;">0.54 - 0.68 g </span></td></tr>
</tbody></table></div><span xmlns=""><br />
(Berdasarkan hasil riset Taiwan Food Industry Develop & Research Authorities, report code "85-2537") </span><br />
<span xmlns=""><br />
</span><br />
<div style="text-align: justify;"><span xmlns="">AGRONOMI TANAMAN<br />
<span style="color: #4f81bd;"><b>Jenis Buah Naga </b></span><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">Buah naga atau nama ilmiahnya hylocereus undatus tergolong dalam keluarga Cactaceae atau kaktus. Buah ini terbahagi menjadi tiga jenis yaitu Jenis putih (Hylocereus undatus), Jenis merah (Hylocereus polyrhizus), dan Jenis kuning (Hylocereus megalanthus), namun begitu hanya dua Jenis yang sesuai ditanam di Indonesia yaitu Jenis putih dan merah. Jenis ini mempunyai sifat tanaman yang berlainan antara satu sama lain. Jenis putih mempunyai batang bewarna hijau putih, bahu yang tinggi dan kasar berbanding dengan Jenis merah. Tanaman buah naga termasuk dalam kumpulan jenis kaktus yang mudah tumbuh di kawasan tropika yang mempunyai sistem saliran yang baik.</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: #4f81bd;"><b>Tanah </b></span><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7291043599457709997&postID=8884082749764534215" name="more"><br />
</a></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">Sangat cocok ditanam pada tanah berpasir yang kaya dengan bahan organik.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""> <span style="color: #4f81bd;"><b>Sifat tanaman dan penanaman </b></span><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">Buah naga mempunyai sifat fisiologi 'long day plant'. Ini bermakna tanaman ini memerlukan lama cahaya matahari yang panjang pada waktu siang. Tumbuhan ini hidup secara menjalar dan memerlukan sokongan untuk tumbuh. Oleh itu ia memerlukan tiang guna menyokong batangnya yang lembut. Tiang ini berfungsi untuk memudahkan batang dan dahannya memanjat dan menjalar. Jenis jarak tanaman yang akan di lakukan adalah 8' X 10' yang akan muat 500 batang tiang pada luasan satu hekar. Setiap batang tiang akan ditanam dengan empat batang pohon buah naga ini. Ini berarti 2000 batang pohon diperlukan pada lahan seluas satu hektar. <br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: #4f81bd;"><b>Bahan tanaman </b></span><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7291043599457709997&postID=8884082749764534215" name="more"><br />
</a></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">Pohon buah naga bias di kembangbiak dengan semaian biji atau keratan batang. Penanaman dengan cara keratan batang lebih baik karena bahan tanaman mudah di peroleh dan pohon membesar dengan cepat. Keratan benih tersebut dikeringkan di tempat yang sesuai dan di tanam ke dalam polibag. Keratan boleh juga terus ditanam di ladang jika lubang dan tiang sudah disediakan. Pohon yang telah ditanam akan menjalar ke atas mengikut tiang. Pohon yang telah ditanam hendaklah diikat pada tiang supaya ia tidak mudah terkulai dan patah. Apabila Pohon buah naga sudah membesar dan memenuhi tiang sokongan, maka hendaklah dijarangkan supaya ia tidak bertindih-tindih.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: #4f81bd;"><b>Pemupukan </b></span><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7291043599457709997&postID=8884082749764534215" name="more"><br />
</a></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">Sistem pemupukan tanaman dengan pupuk organik, ini adalah karena Pohon ini sesuai di tanam secara organik dan juga permintaan pasaran sekarang yang tinggi terhadap tanaman organik. Pupuk organik cair boleh juga di siram 7 hari sekali dan makin kerap apabila pohon sudah besar. Pemupukan yang berjadual dan sesuai keperluan Pohon perlu dilakukan bagi terjaminnya pertumbuhan pohon dan buah yang berkualitas dan terus-menerus. <br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: #4f81bd;"><b>Penyiraman </b></span><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7291043599457709997&postID=8884082749764534215" name="more"><br />
</a></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">Pohon ini secara alaminya tidaklah memerlukan air yang banyak. Ini dikarenakan pohon ini jenis pohon kaktus padang pasir yang dapat menyimpan air. Air hanya diperlukan secukupnya pada musim panas. Pipa jenis PVC akan dipasang untuk memudahkan kerja penyiraman pada musim panas. Secaranya alaminya, pohon disiram seminggu sekali, tetapi jika terjadi hujan pada minggu tersebut, pohon tidaklah perlu disiram pada minggu tersebut.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: #4f81bd;"><b>Pembuahan </b></span><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7291043599457709997&postID=8884082749764534215" name="more"><br />
</a></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">Pohon buah naga mengeluarkan bunga selepas satu tahun penanaman. Terdapat beberapa tahap dalam proses pengeluaran bunga yaitu; <br />
</span></div><ol style="margin-left: 72pt;"><span xmlns="">
<li><div style="text-align: justify;">Tahap pembungaan </div></li>
<li><div style="text-align: justify;">Tahap pembentukan buah </div></li>
<li><div style="text-align: justify;">Tahap tumbesaran buah </div></li>
<li><div style="text-align: justify;">Tahap matang </div></li>
<li><div style="text-align: justify;">Penuaian hasil </div></li>
</span></ol><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">Terdapat beberapa cara untuk proses pembuahan, antaranya adalah lebah, kupu-kupu, dan semut. Cara manual juga boleh dilakukan dengan sendiri selain menggunakan serangga.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""> </span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: #4f81bd;"><b>Pemangkasan </b></span><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7291043599457709997&postID=8884082749764534215" name="more"><br />
</a></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">Pemangkasan ialah aktivitas penjagaan yang penting. Dahan yang telah cukup panjang dan dahan yang telah menghasilkan buah perlu dipangkas dan dahan matang yang dipangkas boleh dijadikan keratan untuk bahan tanaman. Panjang keratan dan ukuran batang akan mempengaruhi masa pembungaan pada penanaman berikutnya<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: #4f81bd;"><b>Penuaian hasil </b></span><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=7291043599457709997&postID=8884082749764534215" name="more"><br />
</a></span></div><span xmlns="">Buah yang masak akan berubah warna kulitnya dari hijau menjadi merah dan mempunyai berat antara 200-600gr keatas dan kemungkinan dapat mencapai lebih sekilogram tiap biji.</span><br />
<span xmlns=""></span><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0664643568619365";
/* 728x90, created 3/25/11 */
google_ad_slot = "1947127650";
google_ad_width = 728;
google_ad_height = 90;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tanpa.aranhttp://www.blogger.com/profile/11716603914783747887noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7291043599457709997.post-77804388206473479712010-03-25T05:34:00.000-07:002011-03-25T05:38:28.980-07:00Budidaya Buah Anggur<span xmlns=""><b>Anggur<br />
( Vitis )</b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_SD_A3r_qHjI/TTk3MhRVvcI/AAAAAAAAAAM/Ub88Z00ncOQ/s320/anggur.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/_SD_A3r_qHjI/TTk3MhRVvcI/AAAAAAAAAAM/Ub88Z00ncOQ/s320/anggur.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="color: #0070c0;"><b>1. SEJARAH SINGKAT<br />
</b></span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;">Anggur merupakan tanaman buah berupa perrdu yang merambat. Anggur berasal dari Armenia, tetapi budidaya anggur sudah dikembangkan di Timur Tengah sejak 4000 SM. Sedangkan teknologi pengolahan anggur menjadi wine pertama kali dikembangkan orang Mesir pada 2500 SM. Dari Mesir budidaya dan teknologi pengolahan anggur masuk ke Yunani dan menyebar ke daerah Laut Hitam sampai Spanyol, Jerman, Prancis dan Austria. Sejalan dengan perjalanan Columbus anggur dari asalnya ini mulai menyebar ke Mexico, Amerika Selatan, Afrika selatan, Asia termasuk Indonesia dan Australia. Penyebaran ini juga menjadikan Anggur punya beberapa sebutan seperti Grape di Eropa dan Amerika, orang China menyebut Pu tao dan di Indonesia disebut anggur.</div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"></div><a name='more'></a><br />
</span><br />
<div style="text-align: justify;"><span xmlns=""> </span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: #0070c0;"><b>2. JENIS TANAMAN<br />
</b></span></span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Anggur termasuk tanaman marga Vitis. Tidak semua jenis dari marga ini dapat dimakan, yang bisa dimakan hanya dua jenis yaitu Vitis vinifera dan Vitis labrusca.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Tanaman anggur jenis Vitis vinifera mempunyai ciri:<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">a) Kulit tipis, rasa manis dan segar.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">b) Kemampuan tumbuh dari dataran rendah hingga 300 m dari permukaan laut beriklim kering.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">c) Termasuk jenis ini adalah Gros Colman, Probolinggo Biru dan Putih, Situbondo Kuning, Alphonso Lavalle dan Golden Champion.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Tanaman anggur jenis Vitis labrusca mempunya ciri:<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">a) Kulit tebal, rasa masam dan kurang segar.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">b) Kemampuan tumbuh dari dataran rendah hingga 900 m dpl.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">c) Termasuk jenis ini adalah Brilliant, Delaware, Carman, Beacon dan Isabella.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Dari kedua jenis ini yang banyak dikembangkan di Indonesia dan direkomendasi oleh Departemen Pertanian sebagai jenis unggul adalah jenis Vitis vinifera dari varietas Anggur Probolinggo Biru dan Alphonso Lavalle. Namun ada juga yang dianjurkan ditanam antara lain Gross Collman, Probolinggo Putih, Isabella, Delaware, Chifung dan Australia.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: #0070c0;"><b>3. MANFAAT TANAMAN<br />
</b></span></span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Anggur dimanfaatkan sebagai buah segar maupun untuk diolah sebagai jadi produk lain seperti minuman fermentasi hasil perasan anggur yang mengandung alkohol biasa disebut Wine, dikeringkan menjadi kismis dan untuk keperluan industri selai dan jeli.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: #0070c0;"><b>4. SENTRA PENANAMAN<br />
</b></span></span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Di Indonesia sentra anggur terdapat di Jawa Timur (Probolinggo, Pasuruan, Situbondo), Bali dan Kupang (NTT).<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: #0070c0;"><b>5. SYARAT TUMBUH<br />
</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">5.1. Iklim<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">1) Tanaman anggur dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah, terutama di tepi-tepi pantai, dengan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">2) Angin yang terlalu kencang kurang baik bagi anggur.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">3) Curah hujan rata-rata 800 mm per tahun. Dan keadaan hujan yang terus menerus dapat merusak premordia/ bakal perbungaan yaitu tengah berlangsung serta dapat menimbulkan serangan hama dan penyakit.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">4) Sebaiknya sinar matahari yang banyak/udara kering sangat baik bagi pertumbuhan vegetatif dan pembuahannya.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">5) Suhu rata-rata maksimal siang hari 31 derajat C dan suhu rata-rata minimal malam hari 23 derajat C dengan kelembaban udara 75-80 %.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">5.2. Media Tanam<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">1) Tanah yang baik untuk tanaman anggur adalah mengandung pasir, lempung berpasir, subur dan gembur, banyak mengandung humus dan hara yang dibutuhkan.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">2) Derajat keasaman tanah yang cocok untuk budidaya anggur adalah 7 (netral).<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">5.3. Ketinggian Tempat<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Anggur akan tumbuh baik bila ditanam antara 5-1000 m dpl atau di daerah dataran rendah. Perbedaan ketinggian akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Jenis Vitis vinifera menghendaki ketinggian 1-300 m dpl. Jenis Vitis labrusca menghendaki ketinggian 1-800 m dpl.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: #0070c0;"><b>6. PEDOMAN BUDIDAYA<br />
</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">6.1. Pembibitan<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">1) Pengadaan Benih<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara generatif (biji) dan vegetatif (cangkok, stek cabang, stek mata, penyambungan).<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Perbanyakan tanaman yang paling efektif anggur adalah dengan menggunakan stek. Bibit stek yang baik adalah :<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">a) Panjang stek sekitar 25 cm terdiri atas 2-3 ruas dan diambil dari pohon induk yang sudah berumur di atas satu tahun.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">b) Bentuknya bulat berukuran sekitar 1 cm.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">c) Kulitnya berwarna coklat muda dan cerah dengan bagian bawah kulit telah hijau, berair dan bebas dari noda-noda hitam.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">d) Mata tunas sehat berukuran besar dan tampak padat. Mata tunas yang tidak sehat ukurannya kecil dan ujungnya tampak memutih seperti kapuk.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">2) Teknik Penyemaian Benih<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Cara generatif bibit disemai di tempat yang telah disediakan. Cara vegetatif (stek) yaitu :<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">a) Pembibitan dikerjakan dengan menyemaikan lebih dulu dalam pot /keranjang sempai kira-kira selama 5 hari<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">b) Setelah itu dipindah ke media semai berupa campuran tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 1:1:1. Media semai ini berupa polybag/keranjang yang lebih besar dari tempat awal.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">3) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">a) Selama di persemaian selalu disiram dan jangan sampai tergenang.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">b) Penyemaian bibit di tempat teduh dan lembab selama sekitar 2 bulan.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">4) Pemindahan Bibit<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">a) Sekitar 2 bulan tersebut bibit sudah tumbuh dan berakar banyak siap untuk dipindah ke lapangan dengan memilih yang segar dan sehat kondisinya.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">b) Penanaman dilakukan di awal musim kemarau/saat panas tertinggi.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">6.2. Pengolahan Media Tanam<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">1) Persiapan<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Persiapan yang perlu dilakukan adalah:<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">a) Menentukan lokasi penanaman.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">b) Menentukan luas areal tanam.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">c) Mengatur jarak tanam.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">d) Membuat lubang tanam.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">e) Menentukan dosis pupuk kandang yang diperlukan.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">2) Pembukaan Lahan<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Lahan yang digunakan dibersihkan dan tidak terlindung dari sinar matahari.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Pencangkulan untuk pembuatan lubang tanam dilakukan setelah ada pengaturan jarak tanam yang sesuai dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm. Lubang dibiarkan terkena sinar matahari selama 2-4 minggu.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">3) Pengapuran<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Pengapuran hanya dilakukan bila pH tanah rendah/terlalu asam.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">4) Pemupukan<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Setelah 2-4 minggu lubang tanam diisi pupuk kandang, pasir dan tanah dengan perbandingan 2:1:1.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">6.3. Teknik Penanaman<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">1) Penentuan Pola Tanam<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Tanaman anggur merupakan tanaman monokultur. Pengaturan jarak tanam penting diperhatikan dan juga sesuai dengan larikan karena arah datangnya angin sangat besar pengaruhnya. Jarak tanam bisa diatur dengan pola: 3 x 3 m, 4 x 4 m, 3 x 5 m, 3 x 4 m, 4 x 5 m, 4 x 5 m, 3 x 5 m dan 4 x 6 m<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Jarak tanam mempengaruhi jumlah tanaman persatuan luas :<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">a) 3 x 3 m untuk 1 Ha = 1.111 pohon<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">b) 3 x 4 m untuk 1 Ha = 833 pohon<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">c) 3 x 5 m untuk 1 Ha = 666 pohon<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">d) 4 x 4 m untuk 1 Ha = 625 pohon<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">e) 4 x 5 m untuk 1 Ha = 500 pohon<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">f) 4 x 6 m untuk 1 Ha = 416 pohon<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">2) Pembuatan Lubang Tanam<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Lubang tanam yang diperlukan berukuran 60 x 60 x 60 cm yang disesuaikan dengan jarak tanam, isi lubang berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 atau 1:1:2.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">3) Cara Penanaman<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Penanaman bibit anggur terbaik pada saat musim kemarau, sekitar Juni dan Juli. Setiap tanaman perlu lahan 20 m² termasuk para-paranya yang harus dipersiapkan sebelum tanamannya tumbuh. Para-para ini berguna untuk merayapkan batang dan cabangnya secara mendatar pada ketinggian 2 m. Setiap tanaman juga diberi ajir bambu untuk titian setelah bibit ditanam, agar pertumbuhannya dapat menjalar ke atas menuju para-para.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">6.4. Pemeliharaan Tanaman<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">1) Penyulaman dan Penjarangan<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Penyulaman hanya dilakukan bila terdapat tanaman yang tidak sehat/mati.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Pengontrolan dilakukan rutin bersamaan saat penyiraman karena anggur perlu perhatian kontinyu.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Penjarangan buah sangat penting karena buah yang terlalu rapat justru merusak perkembangan buah dan menurunkan kualitas buah. Dalam penjarangan buahbuah yang perlu dibuang adalah: (1) yang bertangkai panjang; (2) tidak sempurna bentuknya; (3) buah yang ada di sebelah dalam; (4) buah yang terbentuk tanpa<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">adanya persarian. Penjarangan dilakukan dalam dua tahap, tahap satu saat umur satu bulan setelah<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">pembungaan dan buah masih pentil, tahap dua dilakukan dua minggu setelah tahap satu dan buah sebesar biji jagung. Untuk menjaga kualitas buah, juga perlu dilakukan pembrongsongan (pembungkusan) buah. Pembungkusan dilakukan bila dalam satu dompol buah sudah ada dua atau tiga buah yang masak. Bahan yang umum dipakai bungkus adal kertas semen dan kertas koran.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">2) Penyiangan<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Penyiangan dilakukan bila terdapat tanaman pengganggu sekitar tanaman anggur.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">3) Perempalan<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">a) Perempalan bentuk pada anggur dilakukan mulai tanam sampai umur 1 tahun, bertujuan untuk mendapat pertumbuhan yang baik, dengan cara membuang tunas yang tidak perlu dan membiarkan satu tunas yang baik sebagai batang pokok.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">b) Perempalan untuk pembuahan dilakukan setelah anggur berumur 1 tahun.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Sebelum perempalan diperiksa dahulu dengan memotong ujung salah satu cabang, bila meneteskan air perempalan dilaksanakan, tetapi bila tidak harus ditunda. Perempalan dilakukan dengan memotong ranting-ranting, dengan meninggalkan 2-4 mata tunas dan semua daun dibuang sehingga tanaman jadi gundul. Dalam 1 tahun dilakukan 3 kali perempalan:<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">1. Tahap I : Maret-April, 90-110 hari<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">2. Tahap II : Juli-Agustus, 90-110 hari<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">3. Tahap III : Nov-Des, tahap ini sering gagal<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Perempalan antara bulan November-Desember, tidak memperoleh hasil.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Tujuannya hanya untuk memelihara tingkat kesuburan tanaman sampai musim hujan berakhir dan tanaman tidak rusak.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">4) Pemupukan<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Ada dua masa pemupukan:<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">a) Pemupukan tanaman muda (0-1 tahun)<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">1. Umur 0-3 bulan, 10 gram urea, interval 10 hari<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">2. Umur 3-6 bulan, 15 gram urea, interval 15 hari<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">3. Umur 6-12 bulan, 50 gram urea<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Cara pemberian dengan membuat larikan melingkar sekeliling tanaman diameter 10-20 cm sedalam 5 cm.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">b) Pemupukan tanaman dewasa (1-seterusnya)<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">1. Umur 21 hari sebelum perempalan, 5 kaleng pupuk kandang<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">2. Umur 11 hari sebelum perempalan, 80 gram TSP/100 gram ZK<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">3. Umur 7 hari sebelum perempalan, 100 gram urea<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Pupuk kandang diberikan sekali setahun, tahun kedua dosis dinaikkan jadi 10 kaleng. Pupuk buatan dinaikkan dosisnya urea 600 gram, TSP 300 gram, ZK 450 gram. Cara pemberian dengan pembuatan larikan sekitar tanaman dengan diameter 1,5 m.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">5) Pengairan dan Penyiraman<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Yang perlu diperhatikan adalah:<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">a) Anggur tidak tahan pada air yang tergenang.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">b) Anggur butuh pengairan yang harus dilakukan mulai tanam sampai pemangkasan.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">c) Menjelang pemangkasan, 3-4 minggu sebelumnya pemberian air harus dihentikan.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">d) Setelah masa pemangkasan, 2-3 hari sebelumnya diberi air kembali sampai ujung ranting mengeluarkan air.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">e) Pemberian dilakukan sampai buahnya hampir masak, setelah mulai tua pemberian air dihentikan supaya buah tidak pecah dan busuk.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">6) Waktu Penyemprotan Pestisida<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Penyemprotan insektisida dilakukan sebagai pencegahan terhadap hama yang mengganggu pada anggur. Penyemprotan harus dihentikan 15 hari sebelum panen. Khusus untuk hama Phyiloxera Vitifolia digunakan insektisida Furadan 3G/Temik 1 OG.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">7) Pengaturan Bunga<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Setelah dua minggu pemangkasan pembuahan, cabang tersier yang baru tumbuh mengeluarkan sulur-sulur pembentukan bunga yang keluar dari mata ke 3, 4 dan 5. Bila ada cabang tersier yang tidak mengeluarkan sulur dapat diadakan pemotongan dengan meninggalkan 3 mata bertujuan untuk merangsang pertumbuhan sulur. Cabang tersier yang baru muncul disisakan satu sulur saja, agar menghasilkan dompol bunga yang besar dan buahnya bisa bermutu tinggi.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: #0070c0;"><b>7. HAMA DAN PENYAKIT<br />
</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">7.1. Hama<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">1) Phylloxera Vitifolia<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Menyerang tanaman anggur baik muda maupun tua berakibat anggur jadi kering dan mati. Yang diserang adalah daun dan akar tanaman secara langsung. Gejala umum pada daun terbentuk bisul-bisul kecil dan akar membengkak seperti kutil. Hama ini menetap di bawah kulit batang yang terkelupas dan dalam jaringan akar.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">2) Kumbang Apogonia destructor<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Bentuk kumbang kecil dan warna hitam mengkilat. Menyerang daun anggur pada malam hari dan kumbang ini mudah tertarik oleh sinar lampu.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">3) Wereng daun<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Serangan wereng ini menyebabkan daun anggur berbintik putih, kemudian menjadi kuning coklat dan gugur.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">4) Kutu putih<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Dapat menyebabkan pucuk/tunas menjadi kerdil.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">5) Ulat daun<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Menyerang daun untuk dijadikan makanannya.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">6) Rayap<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Serangan yang paling parah bila menggerogoti akar tanaman yang masih muda sehingga membuat jadi layu dan akhirnya mati.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">7) Burung, kalong, bajing dan musang<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Menyerang buah yang mulai masak untuk dijadikan makanannya. Cara untuk memberantas hama anggur dilakukan dengan menyemprotkan insektisida pada bagian yang terkena serangan. Penyemprotan dilakukan secara rutin dan dihentikan menjelang masa petik. Khusus hama Phyloxera vitifolia dilakukan dengan menyiramkan insektisida di sekeliling tanaman. Penyiraman bisa dilakukan sebelum tanam, setelah tanam/setelah panen. Sedangkan untuk menanggulangi hama dari hewan besar dapat memakai jebakan.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">7.2. Penyakit<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">1) Downy Mildew (jamur)<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Gejalanya daun nampak kuning bagian bawah terlihat ada tepung warna putihkuning.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Daun, bunga maupun tandan muda bisa mati bila terkena penyakit ini terutama saat musim penghujan atau kelembaban yang tinggi.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">2) Powdery Mildew<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Pada permukaan daun terdapat bedak tipis putih kelabu. Menyerang pucuk, bunga dan buah muda bahkan dapat merusak ranting sehingga jadi kerdil dan rusak.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">3) Penyakit busuk hitam<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Menyebabkan buah jadi keriput, busuk dan gugur.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">4) Phakospora Vitis<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Daun sebelah bawah tertutup tepung berwarna orange (massa sporanya).<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">5) Peronospora<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Bila udara terlalu lembab jamur ini menyerang daun anggur dan dapat dikenali karena spora berwarna kuning di bawah daun. Untuk memberantas penyakit anggur dilakukan dengan menyemprotkan fungisida dengan waktu a sebelum masa berbunga, setelah berbunga dan 8-12 hari sesudah penyemprotan kedua setelah berbunga. Sedang untuk penyakit busuk hitam penyemprotan dilakukan sebelum masa berbunga, saat berbunga dan 2 minggu sebelum masa petik.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: #0070c0;"><b>8. PANEN<br />
</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">8.1. Ciri dan Umur Panen<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Umur panen anggur tergantung jenis yang ditanam, iklim dan tinggi tempat. Untuk daerah rendah umur buah 90-100 hari setelah pangkas, daerah dataran tinggi umur buah antara 105–110 hari. Tingkat kemasakan buah yang baik untuk dipanen adalah warna dalam satu tandan telah rata, butir buah mudah lepas dari tandan dan<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">keadaan buah kenyal serta lunak.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">8.2. Cara Panen<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Cara panen dilakukan dalam cuaca yang cerah dan di pagi hari dengan pemetikan yang hati-hati (jangan sampai bedak hilang). Hasil pemetikan dimasukkan keranjang/dos karton diusahakan penempatannya tidak menumpuk, agar buah yang terletak di bawah tidak rusak dan pecah.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">8.3. Periode Panen<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Tanaman anggur dalam satu tahun mengalami dua kali panen.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">8.4. Prakiraan Produksi<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Dari areal tanaman anggur 1 ha dengan rasio jarak tanam 4 x 5, jumlah tanaman 500 batang dengan hasil panen per tahun rata-rata 7.500 kg anggur.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: #0070c0;"><b>9. PASCAPANEN<br />
</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">9.1. Pengumpulan<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Pengumpulan anggur tidak boleh ditumpuk karena dapat merusak buah di bawahnya. Hal yang penting bedak yang terdapat pada anggur dijaga agar tidak hilang.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">9.2. Penyortiran dan Penggolongan<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Penyortiran dilakukan dengan menyingkirkan buah yang rusak dan buah yang masih terlalu muda dalam satu dompolan. Kemudian anggur digolongkan menurut ukuran dompolan dan keseragaman besar buah.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">9.3. Penyimpanan<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Cara terbaik dalam penyimpanan adalah dengan memasukkan dalam ruang pendingin untuk mengurangi penguapan, tetapi cara yang mudah, ringkas dan kapasitas penyimpanan besar adalah dengan menggantung anggur untuk dianginanginkan dalam ruang yang sejuk.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">9.4. Pengemasan dan Pengangkutan<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Cara menggunakan keranjang bambu dilapisi kertas koran. cara ini kurang baik karena banyak buah yang rusak. Cara terbaik dengan menggunakan kotak kayu yang diisi dengan serbuk gergaji sehingga kerusakan buah dapat ditekan saat pengangkutan.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: #0070c0;"><b>10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN<br />
</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">10.1.Analisis Usaha Budidaya<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Analisis biaya budidaya anggur dengan rasio jarak tanam 4 x 5 luas (500 pohon) dan luas lahan 1 ha di daerah Malang tahun 1999.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">1) Biaya produksi tahun pertama<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">1. Lahan<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Sewa tanah 5 tahun @ Rp.2.000.000,- Rp. 10.000.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Pembuatan Para-para dan pagar keliling :<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Pembelian ajir dan upah Rp. 60.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Bambu tunggakan 1558 batang @ Rp. 5.000,- Rp. 7.790.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Tutu kayu jaran 412 batang @ Rp. 3.500,- Rp. 1.442.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Bambu duri/atap para-para 1396 batang @ Rp. 9.000,- Rp. 12.564.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Upah menanam kayu jaran 412 batang @ Rp. 500,- Rp. 206.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Menanam bambu tunggakan 1558 batang @ Rp. 500,- Rp. 779.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Tali ijuk 200bendel @ Rp. 4.500,- Rp. 900.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Kawat tali para-para 2 ton @ Rp. 3.500.000,- Rp. 7.000.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Ongkos pasang para-para Rp. 1.470.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Pembuatan pagar keliling Rp. 2.000.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Pengolahan tanah/penanaman<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Buat lubang tanam 500 pohon @ Rp. 2.000,- Rp. 1.000.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Pupuk Kandang untuk 500 pohon@ Rp. 2.000,- Rp. 1.000.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Mencampur pupuk untuk lubang tanam @Rp. 1000,- Rp. 500.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Upah menanam pohon @ Rp. 500,- Rp. 250.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">2. Bibit 500 pohon @ Rp 5000,- Rp. 2.500.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">3. Pupuk<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Urea tiap pohon 1kg @ Rp. 1.500,- Rp. 750.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- TSP tiap pohon 0,5 kg @ Rp. 1.700,- Rp. 425.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Pupuk kandang @ Rp. 3.000,- Rp. 1.500.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">4. Obat dan pestisida<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Insektisida 5 liter Rp. 280.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Fungisida Profit 8 kg @ Rp. 250.000,- Rp. 2.000.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Fungisida Antracol 16 kg @ Rp. 65.000,- Rp. 1.040.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Fungisida Cobox 16 kg @ Rp. 35.000,- Rp. 560.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">5. Penyiraman<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- BBM untuk pompa air 972 l @ Rp. 1000,- Rp. 972.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Oli pompa air 24 l @ Rp. 8.000,- Rp. 192.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">6. Peralatan<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Pipa air 2 batang @ Rp. 50.500,- Rp. 101.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Pasang Pipa air @ Rp. 70.000,- Rp. 140.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Pompa air 3,5 Pk Merk Honda Rp. 2.000.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Paralon 20 buah @ Rp. 35.000,- Rp. 700.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">7. Tenaga kerja<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Upah tenaga kerja 3 orang @ Rp. 250.000,-/bulan Rp. 9.000.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Pengawas 1 orang @ Rp. 240.000,-/bulan Rp. 2.880.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">8. Lain-lain/Ipeda Rp. 400.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Jumlah biaya produksi tahun ke-1 Rp. 72.401.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">2) Biaya produksi tahun kedua, ketiga, keempat dan kelima<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">1. Pupuk<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Urea tiap pohon 1kg @ Rp. 1.500,- Rp. 750.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- TSP tiap pohon 0,5 kg @ Rp. 1.700,- Rp. 425.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Pupuk kandang @ Rp. 3.000,- Rp. 1.500.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">2. Obat dan Pestisida :<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Insektisida 5 liter Rp. 280.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Fungisida Profit 8 kg @ Rp. 250.000,- Rp. 2.000.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Fungisida Antracol 16 kg @ Rp. 65.000,- Rp. 1.040.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Fungisida Cobox 16 kg @ Rp. 35.000,- Rp. 560.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">3. Penyiraman<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- BBM untuk pompa air 972 l @ Rp. 1000,- Rp. 972.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Oli pompa air 24 l @ Rp. 8.000,- Rp. 192.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">4. Tenaga kerja<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Upah tenaga kerja 3 orang @ Rp. 250.000,-/bulan Rp. 9.000.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Pengawas 1 orang @ Rp. 240.000,-/bulan Rp. 2.880.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">5. Lain-lain /Ipeda Rp. 400.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Jumlah biaya produksi/tahun untuk tahun ke-2 - 5 Rp. 19.999.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Jumlah biaya produksi Rp. 152.397.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">3) Pendapatan ( hasil panen 1 tahun 2 kali )<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">1. Tahun ke-1: 500 pohon x 2 x 4 kg x Rp. 7.000,- Rp. 28.000.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">2. Tahun ke-2: 500 pohon x 2 x 6 kg x Rp. 7.000,- Rp. 42.000.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">3. Tahun ke-3: 500 pohon x 2 x 7,5 kg x Rp. 7.000,- Rp. 52.500.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">4. Tahun ke-4: 500 pohon x 2 x 8 kg x Rp. 7.000,- Rp. 56.000.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">5. Tahun ke-5: 500 pohon x 2 x 9 kg x Rp. 7.000,- Rp. 63.500.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Jumlah pendapatan Rp. 241.500.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">4) Keuntungan<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">1. Keuntungan dalam 5 tahun Rp. 89.103.000,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">2. Keuntungan/tahun Rp. 17.820.600,-<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">5) Parameter kelayakan usaha<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">1. B/C rasio = 1,58<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Catatan :<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Dalam kenyataan produksi 1 pohon dapat mencapai 20–30 kg dan dalam 1 tahun bisa 3 kali panen.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">- Umur tanaman anggur semakin lama semakin produktif dan dapat mencapai 25–30 tahun.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">10.2.Gambaran Peluang Agribisnis<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Indonesia telah mengeksport buah-buahan, namun untuk beberapa jenis tertentu masih mengimpor. Dalam tahun 1991-1995, Indonesia mengimport lima jenis buahbuahan, meliputi apel, jeruk, pir, kurma dan anggur. Import buah tersebut sebesar 17.418.325 kg senilai US $ 13.973.604 (1991), 40.746.029 kg senilai US $<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">33.032.612 (1992), 68.525.578 kg senilai US $ 50.846.270. (1993), 77.797.878 kg senilai US $ 60.374.141 (1994), dan 116.557.231 kg senilai US $ 81.937.365 (1995).<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Jenis buah import yang telah lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia antara lain anggur. Produk anggur dalam negeri belum mengimbangi permintaan pasar (konsumen) domestik, sehingga tiap tahun masih mengimpor. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Impor anggur Indonesia tahun 1991-1995 mencapai 26.501.977 kg senilai US $ 36.527.300 atau rata-rata pertahun sebesar 5.300.395,4 kg senilai US $ 7.305.406.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Dengan kondisi tersebut maka pada masa kini dan yang akan datang budidaya anggur sangat menjanjikan bagi para produsen. Sehingga saat ini telah mulai dikembangkan budidaya anggur dengan skala besar dan pengolahan yang intensif.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><span style="color: #0070c0;"><b>11. STANDAR PRODUKSI<br />
</b></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">11.1.Ruang Lingkup<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Standar mutu anggur di Indonesia masih belum, namun ditingkat petani sudah ada standar mutu berdasar dompolan, ukuran buah dan rasa.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">11.2.Diskripsi<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Banyaknya buah dalam dompolan menjadi ukuran mutu yang menunjukkan tingginya produksi. Sedang ukuran buah yang seragam dan rasa akan menaikkan nilai jual dalam pemasaran.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Standar mutu yang berlaku di petani:<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">1) Mutu A: dompolan rapat, buah besar dan seragam, rasa manis.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">2) Mutu B: dompolan renggang, buah kecil, rasa manis.<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">3) Mutu C: di luar ketentuan mutu A dan B.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">11.4.Pengambilan Contoh<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Pengambilan contoh yang berfungsi untuk penanganan berikutnya diambil saat dilakukan pemanenan. Anggur yang diambil sebelum umur panen mempunyai mutu rendah.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">11.5.Pengemasan<br />
</span></div><div style="margin-left: 21pt; text-align: justify;"><span xmlns="">Standar pengemasan anggur adalah buah dalam baik saat pengangkutan sampai ke tempat tujuan. Pengemasan terbaik dengan menggunakan kotak kayu yang diisi serbuk gergaji sehingga anggur tetap terjaga keutuhannya.<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns=""><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">Sumber :<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340<br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span xmlns="">Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id<br />
</span></div><span xmlns=""></span><div class="blogger-post-footer"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-0664643568619365";
/* 728x90, created 3/25/11 */
google_ad_slot = "1947127650";
google_ad_width = 728;
google_ad_height = 90;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Tanpa.aranhttp://www.blogger.com/profile/11716603914783747887noreply@blogger.com0